" Dengan jumlah waktu yang sama meskipun kemampuan yang tidak sama. Tetapi orang yang menggunakan waktunya dengan bijak, acapkali mengalahkan mereka yang mempunyai kemampuan lebih."

Jumat, 18 Desember 2009

Pengusaha: Pasar UAE Minati Sayur-mayur, Ikan Indonesia

Jakarta (SIB)
PT EK Prima Ekspor Indonesia ingin mengimpor lebih banyak buah-buahan, sayur-mayur dan ikan segar dari Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pasar yang meningkat terutama dari orang-orang Asia yang bekerja dan tinggal di Persatuan Emirat Arab (UAE).
“Indonesia bisa menguasai khususnya industri ikan di UAE yang juga mengimpornya dari berbagai negara termasuk Thailand,” kata Direktur Regional Operasi Timur Jauh PT EK Prima Ekspor Indonesia, Rajamohanan Nair, di Jakarta Sabtu.
Menurut dia, Indonesia yang memiliki berbagai jenis ikan dan jumlahnya melimpah dapat memasok ikan seperti udang dan kerapu.
Saat ini PT EK Prima Ekspor Indonesia, anak perusahaan EMKE Group yang berbasis di Abu Dhabi, memasok ikan, sayur-mayur dan buah-buahan segar sebanyak 5-10 ton per minggu ke UAE dengan menggunakan pesawat Emirates Airways atau Etihad Airways, katanya.
Sebanyak lima juta warga Asia di negara Teluk itu berasal dari India, Pakistan, Bangladesh, Filipina dan Indonesia. Warga keturunan India berjumlah lebih 3 juta orang, Flipina (1 juta) dan Indonesia (150.000).
“Rata-rata orang Asia menyukai buah-buahan, sayur-mayur dan ikan. Mereka menjadi target pasar kami,” ujar Rajmohan yang telah bertugas di Indonesia selama 18 tahun.
Ditambahkannya, orang-orang Asia juga suka ikan yang berukuran kecil tidak seperti orang-orang Eropa atau Amerika.
Rajmohan mengatakan komoditas dari Indonesia tersebut dijual di cabang-cabang ritel Lulu Hypermarket di UAE.
Awal April Lulu Hypermarket yang juga anak perusahaan EMKE Group bekerjasama dengan Kedutaan Besar Indonesia untuk UAE dan Pusat Promosi Dagang Indonesia (ITPC) Dubai menyelenggarakan “Festival Indonesia” selama dua pekan.
Festival yang menggelar beraneka makanan-minuman, buah-buahan, sayur-mayur, ikan dan pakaian jadi, dan kesenian khas Indonesia dipusatkan di salah satu cabang Lulu Hypermarket di Dubai dan Abu Dhabi.
Menteri Perdagangan Mari E. Pangestu membuka festival di Dubai pada 6 April dan Duta Besar RI untuk UAE M. Wahid Supriyadi membuka festival serupa pada 8 April.
EMKE Group juga memiliki anak perusahaan di Thailand, China, Hongkong, India, dan segera membuka anak perusahaan di Vietnam.
Lebih jauh Rajmohan mengatakan festival itu merupakan proyek percontohan bagi pihak-pihak terkait untuk mengukur sampai sejauh minat masyarakat terhadap produk-produk Indonesia.
“Sejauh ini peluang dan permintaan pasar meningkat dan kami masih terkendala dengan biaya pengiriman lewat udara khususnya sayur-mayur, buah-buahan dan ikan segar,” ujarnya.
Menurut dia, maskapai penerbangan UAE Etihad dan Emirates memberlakukan tarif pengiriman komoditas tersebut sebesar 2,5 dolar AS per kilogram.
Biaya pengiriman produk itu akan lebih murah jika Garuda membuka kembali penerbangan ke kawasan itu, tambahnya.
Maskapai penerbangan Yaman, katanya, menawarkan tarif yang lebih murah tapi pengiriman agak terlambat tiba di Abu Dhabi atau Dubai karena produk-produk tersebut harus singgah di Sana’a lebih dulu.
“Thailand menjadi pesaing Indonesia dalam merebut pasar di kawasan ini. Pesawat Thai Air terbang ke Dubai dan Abu Dhabi dua kali sehari,” ujarnya.
Rajmohan mengatakan pihaknya mengeluarkan dana sebesar 100 juta dolar per tahun untuk membeli produk-produk dari Indonesia mulai dari peralatan rumah tangga, pakaian jadi, sayur-mayur, biskuit, ikan hingga makanan dan minuman dan di antara produk-produk itu diekspor kembali ke negara-negara lain.
Menurut dia, pihaknya telah menjalin kerjasama erat dengan puluhan perusahaan Indonesia seperti PT Izhisuka Maspion Indonesia, PT Tang Mas, PT Sepatu Bata Tbk dan Pt Multiplast Indo Makmur.
Kerjasama juga dilakukan dengan 68 perusahaan pembuat pakaian jadi di beberapa kota di Jawa seperti Solo, Bandung dan Semarang.
Selain produk-produk tersebut, kantor PT EK Prima Ekspor Indonesia di Surabaya menangani ekspor coklat, kopi dan kacang mete ke berbagai negara.
“Kami telah beroperasi cukup lama di Indonesia yang memiliki iklim untuk berbisnis yang kondusif dan memandang Pemerintah telah membuat kebijakan-kebijakan yang pro pasar,” ujar Rajmohan.
Ia mengatakan banyak produk Indonesia yang berkualitas untuk diekspor tapi terkendala karena pengusaha tak memiliki dokumen-dokumen yang diperlukan.
“Pemerintah dapat membantu meringankan syarat-syarat bagi pengusaha sehingga mereka bisa mengekspor produk-produknya,” katanya.
Ia juga mengatakan EMKE Group mempertimbangkan untuk membuka cabang Lulu Hypermarket di Indonesia beberapa tahun lagi. (Ant/d

Sumber : http://hariansib.com/?p=71949

Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar anda disini ...

 

VISITOR

Jadi Penggemar

Olisus Blog Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template